*ddfff
الله أكبر الله أكبر الله أكبر - الله أكبر الله أكبر الله أكبر -الله أكبر الله أكبر الله أكبر - لا إله إلا الله والله أكبر -الله أكبر ولله الحمد .الله أكبر عدد ما أحرم الحجاج وعدد ما رفعوا بالتلبية لله الأصوات ، الله أكبر عدد ما طافوا بالبيت العتيق وعظموا الحرمات
، الله أكبر عدد ما أراقوا من الدماء تعظيما لفاطر الأرض والسماوات ،
الحمد لله الذي شرع لعباده التقرب إليه بذبح القربان
، وقرن النحر له بالصلاة في محكم القرآن ، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده
لا شريك له ذو الفضل والامتنان ، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله المصطفى على كل إنسان
،اللهم صل وسلم على سيدنا محمد سيد ولد عدنان ،وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان ، أما بعد :
أيها الناس اتقوا الله تعالى حق تقاته ولا تموتن الا وانتم مسلمون ، الله أكبر ولله الحمد
Jama’ah yang dirahmati Allah.
Pagi hari ini bersama-sama dengan saudara-saudara kita sesama
muslim, di belahan tempat lain, kembali kita mengumandangkan takbir tahlil dan
tahmid. Bersyukur memuji asma-Nya mengesakan dzat-Nya dan mengangungkan
kebesaran-Nya dalam suasana idul adha.
Hari yang mulia ini disebut dengan hari raya idul adha. Kata adha
terambil dari kata udlhiyah yang memiliki arti
penyembelihan hewan. Karena pada hari raya idul adha, kepada kita
disyariatkan untuk menyembelih hewan kurban yang dilaksanakan seusai
pelaksanaan shalat ‘id sampai dengan terbenamnya matahari pada hari terakhir
tasyriq yakni tanggal 13 Dzulhijjah. Syariat ini didasarkan pada ayat :
انّا
أعطيناك الكوثر . فصلّ لربك وانحر
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu
nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah”.
Perintah berkurban pada ayat tersebut, dirangkai dengan perintah mendirikan shalat
‘id. Hal ini memberikan arti bahwa dalam merayakan hari raya ini mesti ada
dua dimensi yang terpaut, menyatu, tidak bisa terpisah satu dari yang lain.
yaitu dimensi Robbaniyah (ketuhanan) yang bersifat vertikal dan dimensi Insaniyyah (kemanusiaan) yang
bersifat horisontal. Dimensi ketuhanan adalah melaksanakan shalat id, sedang
dimensi kemanusiaan adalah menyembelih hewan kurban untuk dibagikan kepada
sesama terutama saudara-saudara kita yang membutuhkan. Dengan kata lain
perintah ayat diatas mengisyaratkan bahwa merayakan hari raya idul adha belum
cukup dengan hanya melaksanakan shalat id saja, melainkan harus dilanjut dengan
upaya untuk berbagi kepada sesama. Islam
tidak menghendaki kita untuk bersenang-senang sendirian, tanpa peduli
dengan sahabat, saudara dan handai taulan. Dan bukan kemuliaan, dalam pandangan
Islam, apabila dalam hidup kita hanya memikirkan nasib diri sendiri, tanpa
memikirkan nasib orang-orang di kanan
kiri. Islam mengajarkan kepada kita untuk boleh tersenyum tertawa, tetapi
dengan tidak membiarkan orang lain menangis berurai air mata.
الله أكبر ولله الحمد
Hari raya idul adha juga disebut hari raya idul qurban. Kata
qurban terdiri dari kata dasar ‘qurb’ yang artinya dekat. dan kata imbuhan ‘an’
yang artinya sempurna. Maka makna asal qurban adalah kedekatan yang sempurna.
Penamaan hari raya ini dengan nama idul qurban dimaksudkan untuk mengingatkan
kita kembali, agar berupaya membangun
kedekatan yang sempurna, dengan Allah SWT sang Pemilik jagat raya dengan cara
ikhlas mengorbankan apa saja yang menjadi milik kita yang berharga, sebagaimana
yang telah dicontohkan oleh Nabiyullah Ibrahim AS. Beliau mendapat perintah
lewat mimpi untuk menyembelih putra yang sangat dicintainya. Tetapi
kecintaannya kepada anak tidak mengalahkan keinginannya untuk dekat kepada Allah SWT. Anak yang merupakan karunia
yang paling berharga rela dipersembahkan dan tidak lagi menjadi sesuatu yang
berarti ketika diminta oleh Robbul
Izzati. Beliau kemudiaan melaksanakan perintah itu, meski akhirnya karena
kasih-Nya diganti dengan seekor domba.
Dengan pengorbanannya yang tulus inilah, beliau berhasil membangun
kedekatan secara sempurna dengan Allah SWT. Dan berkat kedekatannya yang
sempurna, beliau menyandang predikat Khalilullah (Kekasih Allah). Dan dengan
predikat Khalilullah, apa yang menjadi keinginan dan dambaan hidupnya
direalisasikan dan diwujudkan oleh Allah SWT. Yakni anak keturunannya dijaga
akidahnya, menjadi generasi yang baik dan membanggakan, tempat tinggalnya di
Mekkah dan daerah sekitarnya dijadikan negri yang aman dan makmur, serta
menjadi negri yang dicenderungi dan dirindukan oleh setiap insan. Keinginan dan
dambaan hidup beliau tersebut terekam dalam doa permohonannya
ربنا اني اسكنت من ذريتي بواد
غير ذي زرع عند بيتك الحرام ، ربنا ليقيموا الصلاة فاجعل أفئدة من الناس تهوي
اليهم وارزقهم من الثمرات لعلهم يشكرون.
Kisah teladan Nabi Ibrahim AS
ini, memberikan ‘ibrah (pelajaran
berharga) kepada kita, bahwa manakala keinginan, harapan, impian dan
dambaan hidup kita ingin terwujud
dikabulkan oleh Allah SWT Yang Memiliki segalanya, maka tidak ada cara lain
kecuali kita berupaya untuk membangun kedekatan dengan-Nya. Dan kedekatan
dengan Allah ini dapat terwujud, manakala kita dengan tulus mengorbankan apapun
yang kita punya yang berharga untuk kemanfaatan
orang lain. Karena itu Rasulullah SAW bersabda :
من كان له علم فليتصدق بعلمه ،
و من كان له جاه فليتصدق بجاهه ، و من كان له قوة فليتصدق بقوته ،
Barang siapa yang memiliki ilmu pengetahuan, maka berkorbanlah
dengan ilmu pengetahuannya. Barang siapa yang memiliki pangkat kedudukan, maka
berkorbanlah dengan pangkat kedudukannya. Barang siapa yang memiliki tenaga
kekuatan, maka berkorbanlah dengan tenaga kekuatannya.
الله أكبر ولله الحمد
Jama’ah ‘id yang dirahmati Allah.
Nama lain dari hari raya ini adalah ‘idul Akbar (hari raya besar)
kebalikan dari ‘Idul Fitri yang disebut ‘Idul asghar (hari raya kecil). Kita
orang jawa menyebutnya Raya Agung. Disebut ‘Idul Akbar karena memang syi’ar-
syi’ar yang terdapat pada hari raya ini memiliki kedudukan yang besar dan agung
. Salah satu bukti kebesaran dan keagungan syiarnya adalah disyariatkannya
takbir (membesarkan Allah) dengan waktu yang
diperpanjang, yaitu semenjak subuh hari Arofah tanggal 9 Dzulhijjah
kemarin, sampai dengan ashar hari akhir tasyriq tanggal 13 Dzulhijjah lusa.
Takbir memang kalimat dzikir yang hampir pada semua ibadah dan
pada setiap moment selalu dibaca. Setiap hari dari masjid, muadzin
mengumandangkan paling sedikit tiga
puluh kali Allahu Akbar. Berulangkali
kita membaca Allahu Akbar ketika shalat menyertai perpindahan dari rukun satu
ke rukun yang lain. Pada saat bala tentara Islam maju ke medan perang juga
diiringi pekikan Allahu Akbar. Ketika ada bayi yang baru lahir juga ada
penyambutan dengan Allahu Akbar. Ketika menyembelih hewan kurban. Ketika
mengiringi orang yang bepergiaan bahkan ketika kita menyaksikan perbuatan
saudara kita yang mempesona, kita juga mengucapkan Allahu Akbar.
Mengapa kita seringkali diperintahkan untuk bertakbir membesarkan
Allah ? Sampai-sampai pada suasana hari raya kitapun diperintahkan untuk bersama-sama mengumandangkan takbir.
Targetnya, selain menanamkan dalam jiwa kita akan kebesaran Allah dan kecilnya
apapun yang kita miliki, apapun yang ada di dunia ini, adalah untuk menjaga
diri kita supaya tidak jatuh kepada dosa yang mendatangkan murka dan kutukan
yakni dosa takabbur. Yaitu membesarkan diri menyaingi kebesaran Allah SWT.
Dalam hadis qudsi Allah mengingatkan :
العظمة ازاري والكبريآء ردائي فمن نازعني في واحد منهما ألقيته في
النار
Keagungan itu busana-Ku. Kebesaran itu pakaian-Ku. Maka barang
siapa yang menyaingi Aku dalam keagungan dan kebesaran-Ku, Aku akan
melemparkannya ke neraka.
Ada dua jenis takabbur pertama ;
بطرالحق
(berpaling atau menolak kebenaran).
Contoh takabbur pertama adalah manakala
tidak mau menerima kebenaran, karena yang menyampaikan kebenaran orang
kecil, atau orang miskin, atau orang yang kedudukannya dibawah. Bilamana merasa
bahwa dirinya orang istimewa yang hukum apapun tidak berlaku untuknya. Termasuk
didalamnya apabila tidak mau mendengar nasehat dari istri dan anak karena menganggap
mereka lebih rendah .
Kedua غمط الناس ( meremehkan atau merendahkan orang lain).
Jenis takabbur yang kedua ini adalah jika mempunyai kekayaan lebih dari
kebanyakan orang, kemudian membusungkan dada, memilih bergaul hanya dengan
orang-orang yang setingkat, dan menganggap orang yang miskin tidak sederajat.
Dan jika berkuasa kemudian tega
menyakiti hati orang-orang yang berada
di bawah kekuasaannya, menikmati kekuasaan diatas keringat, air mata dan
darah orang-orang yang tak berdaya. Termasuk dalam kategori takabbur ini adalah
perlakuan sewenang-wenang kepada keluarga dengan tidak mengindahkan kepedihan
hati mereka.
Diatas dua takabbur diatas adalah takabbur yang paling berbahaya
yaitu takabbur kepada Allah dan Rasul-Nya.
Takabbur kepada Allah adalah
naudzubillah apabila kita dengan tenang dan senang melakukan kemaksiatan
kepada-Nya, apabila meremehkan perintah-Nya dan menyepelekan larangan-Nya. Dan
takabbur kepada Rasulullah adalah apabila kita meremehkan sunahnya, merendahkan
derajatnya, dan enggan untuk membaca salawat dan salam kepadanya.
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم : { لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا
دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا
اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ
وفقني الله وإياكم لتعظيم شعائره والعمل بشريعته إنه جواد كريم .
*) Khadim Majlis Nurul Musthafa Balerante Palimanan Cire
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق